Warga dahulunya merupakan para penebang kayu yang melakukan aktifitas penebangan ilegal atau illegal logging, yang merambah hutan secara masif untuk kebutuhan ekonominya. Tapi sejak dirintis menjadi objek wisata petualangan di tahun 2013, lokasi hutan disulap menjadi tempat wisata, dan warga sekitar sudah banyak yang beralih fungsi menjadi pemandu wisata trekking.
Pengembangan kepariwisataan di desa wisata Nyarai dengan konsep Community Based Tourism. Pengunjung bersama masyarakat diajak bersama-sama menjaga alam (flora dan fauna) dengan beberapa program diantaranya penanaman pohon asuh, mengembalikan ke alam hasil pancingan pada wisata Mahseer Fly Fishing dan program lainnya bekerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan. Diantara pemangku kepentingan yang ikut berpartisipasi adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Perguruan Tinggi, dan pihak swasta.